Wednesday, October 5, 2011

ULAR DENGAN BERBAGAI MACAM KELEBIHANNYA


      Reptilia yang meliputi buaya, kura-kura, kadal, dan ular adalah salah satu ordo dalam suatu susunan tatanama hewan bertulang belakang di bumi ini. Terdapat ordo lain, diantaranya Mamaliaa, Aves, dan Pisces. Sorotan kali ini adalah salah satu bagian dari ordo reptilian, yaitu ular. Dalam bahasa latin, ular disebut dengan Serpentes, namun sering disebut juga Ophidia.
Ular berbeda dengan reptilia lainnya karena tidak memiliki wujud kaki sebagai alat geraknya, namun secara fisiologis banyak sekali terdapat kemiripan. Sekitar sepertiga dari seluruh jenis ular di dunia adalah beracun atau berbisa, namun hanya beberapa jenis saja yang memiliki racun mematikan. Setiap jenis ular memiliki racun  yang berbeda, sehingga dampak yang timbulkan pun jugaberbeda-beda. Berikut adalah beberapa jenis ular yang dimiliki oleh ular dan  dampak yang  ditimbulkannya:
  1. 1.    Neurotoxin                :        bisa beracun yang menyebabkan kerusakan dan kelumpuhan pada fungsi-fungsi syaraf.
  2. 2.    Myotoxins               :        racun yang  merusak kinerja otot
  3. 3.    Haemotoxins         :        menghancurkan system pembekuan darah (Koagulan), rasa sangat nyeri, dan sakit
  4. 4.    Haamorrhagins      : merusak dan mengancurkan pembuluh darah, sehingga menyebabkan pendarahan luar dan dalam
  5. 5.    Haemolysins :        merusaka dan menghancurkan sel-sel darah.
  6. 6.    Nephrotoxins         :        merusak fungsi ginjal
  7. 7.    Cardiotoxin: merusak fungsi jantung
  8. 8.    Necrotoxins: menyebabkan kematian jaringan.
      Sedangkan dua pertiga yang lainnya tidak beracun, sehingga jenis-jenis ular yang tidak beracun ini menjadi sasaran empuk para pemburu ular. Ular yang tidak beracun ini sebagian berasal dari kelompok famili Colubridae dan Boidae. Contoh spesies tak berbisa yang sering dijumpai adalah Boa sp., Python sp., dll.
    Ular termasuk hewan ektoterm yang  membutuhkan suhu lingkungan untuk menjamin berjalannya metabolism dalam tubuh. Oleh karena itu, penyebaran ular lebih banyak di daerah tropis. Di daerah tropis ular lebih mudah mencari tempat yang suhunya sesuai dengan kondisi tubuhnya. Selain itu, aktivitas reproduksi ular juga sangat dipengaruhi oleh suhu.
       Bagaimana ular dapat berjalan? Ular memiliki otot-otot yang kuat pada tulang belakangnya. Gerakan ular berasal dari kontraksi otot rusuk (Intercosta), otot tulang belakang (Epaxial) bergantian antara kiri dan kanan untuk menciptakan gerakan gelombang dan dorongan ke arah depan.
      Licking. Ular sering terlihat bermain lidah, namun itu bukan bermain dan sebenarnya lidah ular tidak berfungsi seperti lidah kita untuk merasakan makanan. Lidah ular berfungsi sebagai reseptor rangsangan organ penciuman (vomeronasal chemoreseptor). Lidah ini akan menangkap /menerima beberap jenis bau yang spesifik, kemudian bau ini diproses pada organ yang terdapat pada langit-langit mulut ular. Hal ini sangat penting dalam proses mencari pasangan (reproduksi) dan perebutan kekuasaan. Lidah ini kadang sampai bergetar apabila sudah stimulus yang kuat dan sangat menarik bagi si ular untuk mencarinya.
Heat-receptive pits (sensor panas) adaah salah satu organ yang menakjubkan dari ular. Ular ini tidak mengandalkan matanya untuk mencari mangsa, namun sensor panas dan lidah mampu menuntun hingga berhadapan langsung dengan mangsanya. Pada jenis Python sensor ini berada pada sisik mulut/bibir. Tepat di bawah lapisan epidermis (terluar) dari organ sensor ini terdapat ujung-ujung syaraf untuk membaca sensor.
      Secara periodic ular melepas dan mengganti bagian epidermis kulitnya yang telah using yang  pengaruhi regulasi hormonal. Ular yang sehat dan berada pada kondisi lingkungan yang optimal akan secara teratur melakukan pergantian kulit (ekdisis) ini. Ekdisis yang tidak sempurna dapat menjadi salah satu tanda bahwa ular tersebut tidak sehat.
Ular dapat memakan mangsa yang lebih besar dari ukuran kepalanya, persendian rahang bawah dengan tengkorak dapat dilepas sehingga dapat menyediakan ruang yang cukup besar untuk memasukkan mangsa. Ular juga mempunyai jaringan kulit yang elastic yang dapat meregang saat menelan mangsa yang cukup besar.
                                                   

Monday, October 3, 2011

LEBAH MADU KEMAMPUAN ARSITEKTUR SUPERIOR



Di saat lebah  membuat segi enam yang membentuk sudut tepat 109 derajat dan 28 menit, ia akan membutuhkan kompas dan alat untuk menyusun kotak - kotak untuk menghasilkan ukuran berbagai sudut dan keteraturan yang diperlukan untuk merancang sudut yang menentukan bentuk ini. Dengan tidak adanya alat tersebut, kemungkinan terjadi kesalahan serta kebutuhan untuk membuat berbagai penyesuaian dan beberapa segi enam yang baru. Semua ini mungkin akan memakan waktu yang cukup lama. Walaupun ini merupakan hal yang sulit bagi manusia, yang memiliki nalar dan kesadaran tetapi hal ini dapat dilakukan oleh lebah madu, yang tidak memiliki nalar atau kesadaran, dengan cara yang sempurna dan terus menerus tanpa menggunakan kompas atau menyusun kotak-kotak. Semua lebah membangun sisir mereka dengan membentuk sudut yang sempurna. Meskipun ada ratusan lebah di dalam sarang mereka, tapi tidak ada sudut yang menyimpang dari 109 derajat dan 28 menit dan 70 derajat dan 32 menit ketika menghasilkan madu mereka. Sisir dibangun dengan membawa di tepi mereka membentuk sudut sebesar 13 derajat, yang mencegah madu supaya tidak mengalir keluar.
Jika Anda berdiri di dekat sarang madu, Anda akan melihat semua lebah terbang di sekitarnya. Namun mereka semua juga merupakan ahli matematika yang tahu di mana harus meletakkan dan membawa lilin dengan membentuk sudut tegak lurus. Bagaimana mungkin? Adalah Allah SWT, yang memiliki kekuatan yang tak terbatas, yang menciptakan makhluk dengan mengunakan kemampuan yang superior dan yang memberikan inspirasi pengetahuan dalam diri mereka.
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit dan pohon-pohon kayu dan juga di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Kemudian makanlah dari setiap jenis buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu, yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu keluar minuman yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al-Nahl, 68-69).
 

Friday, September 30, 2011

GANTI KULIT PADA ULAR (ECDYSIS)


      Kulit reptile sperti kulit hewan vertebrata lainnya, terdiri dari 2 lapisan utama, yaitu epidermis dan  dermis. Epidermis mengandung keratin yang tipis di area tertentu dan tebal di area lain dan membentuk sisik.
      Proses ganti kulit (Ecdysis) terapat beberapa macam pada reptil. Buaya dan jenis kura-kura ganti kulit dalam bentuk lembaran-lembaran kecil secara berkelanjutan, squmata (ular dan kadal) ganti kulit secara periodic dan sekaligus banyak faktor yang mempengaruhi frekuensi ganti kulit antara lain jenis suatu spesies ular, umur, tingkat nutrisi, status reproduksi, parasit, keseimbangan hormonal, infeksi yang disebabkan oleh bakteri, dan penyakit lainnya,ambient temperatur, dan kelembaban.
      Pada saat ular akan ganti kulit, biasanya ditandai dengan perubahan warna mata yang menjadi buram atau tampak putih keabu-abuan. Pada saat proses ganti kulit berlangsung, cairan tubuh ular akan berkurang bersamaan dengan lepasnya kulit. Oleh karena itu, ular akan berendam di air untuk membasahi tubuhnya. Tingkah laku ular akan menjadi lebih agresif dan nafsu makan menurun. Ular akan menggosokkan badannya pada permukaan yang kasar (batu atau kayu)untuk membantu melepaskan kulit. Kulit yang lama disekitar bibir terkelupas hingga bagian kepala, selanjutnya ke seluruh bagian kepala, selanjutnya ke seluruh bagian tubuh. Setelah proses Ecdysis selesai, kulit ular yang baru akan terlihat mengkilat.

Wednesday, September 28, 2011

SATWA LAUT SEBAGAI RESEPTOR TERCEPAT MENDETEKSI TSUNAMI



          Terkadang ikan dan satwa laut lainnya hanya bermanfaat dalam hal ketersediaan pangan. Padahal peranan itu mereka lebih dari sekedar itu. Kalli ini kita akan memandang mereka dari perspektif yang lain.
Satwa laut mempunyai Sensory stimulus yang paling baik dibandingkan dengan manusia. Manusia bisa saja mendeteksi alat infrasound dengan alat, tetapi di ala mini begitu banyak infrasound sehingga kita manusia tidak bisa menargetkan suara itu mengacu pada apa. Untuk satwa laut, mereka bisa tahu jika mendengar suatu infrasound tertentu, mereka tahu suara itu berasal dari lubuk palung  dalam di laut yang menimbulkan getaran pada ombak. Mereke bisa mendengar dan mengerti apa yang didengarnya.
Hal tersebut terjadi karena adanya terjadi karena adanya tremor (vibrasi/getaran) sebelum terjadianya discharging. Jadi sebelum terjadi gempa, ada tremor kecil atau getaran yang bisa terdengar atau dirasakan oleh satwa-satwa tersebut. Kira-kira satu sampai dua hari sebelum gempa. Mereka bisa mendeteksi tremor 1-2 hertz. Kesulitannya adalah mengetahui apakah tremor itu menunjukkan gempa atau tidak. Hal itulah yang masih diragukan oleh para ilmuwan barat.
Pada waktu terjadi tsunami di Aceh, dilakukan penelusuran sepanjang pantai barat Aceh selama dua minggu oleh Bapak Jatna Supriatna, Ph.D. Beliau mempunyai latarbelakang di bidang konservasi sumberdaya alam mencoba meniliti apakah benar tidak banyak satwa yang mati di situ. Beliau melihat memang ada beberapa satwa yang mati, seperti penyu banyak yang terdampar, tapi tidak demikian halnya dengan satwa laut lainnya. Ikan, misalnya ikan hiu mestinya banyak yang mati tapi ternyata sebelumnya mereka masuk ke bawah laut sehingga tidak banyak yang mati. Banyak hasil penelitian menyatakan bahwa pada waktu aka nada tsunami, banyak sekali satwa yang masuk ke bawah kedalaman laut karena memang tsunami tidak terjadi di bawah permukaan tapi beberapa meter di bawah permukaan. Jadi kalau kita di perahu, juga tidak akan merasakannya.
Kemampuan mendeteksi bencana tersebut bukan hanya folklore (cerita rakyat) belaka. Ternyata memang ada ilmu yang disebut psikobiologis. Ilmu ini juga banyak meneliti sensory dari berbagai satwa. Ternyata banyak ikan yang sangat peka dan mempunyai kemampuan untuk mendeteksi sehingga keanehan perilaku mereka dapat dijadikan peringatan dini sebagai langkah ntuk berusaha menghindari bencan tersebut sebelum terjadi.
Masih banyak peranan satwa laut untuk kehidupan manusia. Filosofi “keberadaan mereka untuk kita dan kita untuk mereka” perlu ditanamkan sehingga tidak  muncul perusak-perusak lautan yang hanya memikirkan keuntungan pribadi.