Wednesday, September 28, 2011

SATWA LAUT SEBAGAI RESEPTOR TERCEPAT MENDETEKSI TSUNAMI



          Terkadang ikan dan satwa laut lainnya hanya bermanfaat dalam hal ketersediaan pangan. Padahal peranan itu mereka lebih dari sekedar itu. Kalli ini kita akan memandang mereka dari perspektif yang lain.
Satwa laut mempunyai Sensory stimulus yang paling baik dibandingkan dengan manusia. Manusia bisa saja mendeteksi alat infrasound dengan alat, tetapi di ala mini begitu banyak infrasound sehingga kita manusia tidak bisa menargetkan suara itu mengacu pada apa. Untuk satwa laut, mereka bisa tahu jika mendengar suatu infrasound tertentu, mereka tahu suara itu berasal dari lubuk palung  dalam di laut yang menimbulkan getaran pada ombak. Mereke bisa mendengar dan mengerti apa yang didengarnya.
Hal tersebut terjadi karena adanya terjadi karena adanya tremor (vibrasi/getaran) sebelum terjadianya discharging. Jadi sebelum terjadi gempa, ada tremor kecil atau getaran yang bisa terdengar atau dirasakan oleh satwa-satwa tersebut. Kira-kira satu sampai dua hari sebelum gempa. Mereka bisa mendeteksi tremor 1-2 hertz. Kesulitannya adalah mengetahui apakah tremor itu menunjukkan gempa atau tidak. Hal itulah yang masih diragukan oleh para ilmuwan barat.
Pada waktu terjadi tsunami di Aceh, dilakukan penelusuran sepanjang pantai barat Aceh selama dua minggu oleh Bapak Jatna Supriatna, Ph.D. Beliau mempunyai latarbelakang di bidang konservasi sumberdaya alam mencoba meniliti apakah benar tidak banyak satwa yang mati di situ. Beliau melihat memang ada beberapa satwa yang mati, seperti penyu banyak yang terdampar, tapi tidak demikian halnya dengan satwa laut lainnya. Ikan, misalnya ikan hiu mestinya banyak yang mati tapi ternyata sebelumnya mereka masuk ke bawah laut sehingga tidak banyak yang mati. Banyak hasil penelitian menyatakan bahwa pada waktu aka nada tsunami, banyak sekali satwa yang masuk ke bawah kedalaman laut karena memang tsunami tidak terjadi di bawah permukaan tapi beberapa meter di bawah permukaan. Jadi kalau kita di perahu, juga tidak akan merasakannya.
Kemampuan mendeteksi bencana tersebut bukan hanya folklore (cerita rakyat) belaka. Ternyata memang ada ilmu yang disebut psikobiologis. Ilmu ini juga banyak meneliti sensory dari berbagai satwa. Ternyata banyak ikan yang sangat peka dan mempunyai kemampuan untuk mendeteksi sehingga keanehan perilaku mereka dapat dijadikan peringatan dini sebagai langkah ntuk berusaha menghindari bencan tersebut sebelum terjadi.
Masih banyak peranan satwa laut untuk kehidupan manusia. Filosofi “keberadaan mereka untuk kita dan kita untuk mereka” perlu ditanamkan sehingga tidak  muncul perusak-perusak lautan yang hanya memikirkan keuntungan pribadi.

No comments:

Post a Comment